"Setiap jiwa yang bernyawa pasti akan
merasakan kematian”
(Ali
‘Imran: 185)
Kehidupan selepas
kematian, adakah kehidupan selepas kematian?. Ketakutan sentiasa beriringan
apabila mengingati mati. Dan adakah kita dan anda semua tahu akan kehidupan
selepas kematian?. Yang pastinya kita semua perlu berilmu untuk bercakap
tentang kehidupan selepas kematian.
"Sesungguhnya
engkau (wahai Muhammad) akan mati dan mereka juga akan mati” (Az Zumar: 30)
Petikan ayat di atas
jelas menunjukkan manusia semua akan merasai mati.
"Dan
dihadapan mereka ada dinding (alam kubur/barzakh) sampai mereka dibangkitkan”
(Al-Mukminun: 100)
Yang
pastinya kehidupan di alam kubur ialah cuma ruangan yang sempit. Mungkin alam
kubur adalah saluran2 neraka atau syurga. Baik amalan baik terimanya, buruk
amalan buruk terimanya.
Di antara peristiwa yang akan dialami oleh setiap manusia di
alam kubur adalah:
Fitnah Kubur
Pertanyaan dua malaikat kepada
mayit tentang siapa Rabbmu (Tuhanmu)?, apa agamamu?, dan siapa Nabimu?
Rasulullah Shalallahu ‘alahi wa Sallam bersabda:
«
إِذَا قُبِرَ الْمَيِّتُ – أَوْ قَالَ أَحَدُكُمْ – أَتَاهُ مَلَكَانِ أَسْوَدَانِ
أَزْرَقَانِ يُقَالُ لأَحَدِهِمَا الْمُنْكَرُ وَالآخَرُ النَّكِيرُ »
"Apabila mayit telah dikuburkan – atau beliau bersabda: (apabila)
salah seorang dari kalian (dikuburkan)- dua malaikat yang berwarna hitam
kebiru-biruan akan mendatanginya salah satunya disebut Al-Munkar dan yang
lainnya An-Nakir.” (At-Tirmidzi no. 1092)
Adapun seorang hamba yang
mukmin, maka ia akan menjawab pertanyaan tersebut sebagaimana dalam potongan
hadits Al-Barra’ bin ‘Azib radliyallahu ‘anhu yang panjang:
Maka dua malaikat
mendatanginya (hamba yang mukmin) kemudian mendudukkannya dan bertanya: “Siapa
Rabbmu (Tuhanmu)? Ia menjawab: “Allah Rabbku; kemudian kedua malaikat itu
bertanya lagi: “Apa agamamu? Ia menjawab: “Islam agamaku; kemudian keduanya
bertanya lagi: “Siapa laki-laki yang diutus kepada kalian ini? Ia menjawab:
“Dia Rasulullah Shalallahu ‘alahi wa Sallam
Maka itu adalah firman Allah
Subhanallahu wa Ta’ala (artinya):
يُثَبِّتُ
اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
وَفِي الْآخِرَةِ ۖ وَيُضِلُّ اللَّهُ
الظَّالِمِينَ ۚ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ
﴿٢٧﴾
"Allah menetapkan (pendirian) orang-orang yang beriman dengan
kalimah yang tetap teguh dalam kehidupan dunia dan akhirat dan Allah
menyesatkan orang-orang yang berlaku zalim (kepada diri mereka sendiri) dan
Allah berkuasa melakukan apa yang dikehendakiNya".
(Ibrahim: 27).
Maksud kalimah yang tetap teguh dalam ayat di atas adalah kalimah tauhid (Laa
ilaaha illallaah) yang menghunjam dalam dada seorang mukmin. Allah Subhanallahu
wa Ta’ala meneguhkan seorang mukmin dengan kalimat tersebut di dunia dengan
segala konsekuensinya, walaupun diuji dengan berbagai halangan dan rintangan.
Adapun di akhirat, Allah
Subhanallahu wa Ta’ala akan meneguhkannya dengan kemudahan menjawab pertanyaan
dua malaikat di alam kubur. Sedangkan seorang kafir dan munafik, ketika ditanya
oleh dua malaikat:-
“Siapa Rabbmu (Tuhanmu)? Ia menjawab: “Ha…Ha, saya tidak tahu;
kemudian ia ditanya: “Apa agamamu? Ia menjawab: “Ha…Ha, saya tidak tahu,
kemudian ia ditanya: “Siapa laki-laki yang telah diutus kepada kalian ini? Ia
menjawab: “Ha…Ha, saya tidak tahu. Kemudian terdengar suara dari langit: “Dia
telah berdusta! Bentangkan baginya alas dari neraka! Bukakan baginya pintu yang
menuju neraka!;Kemudian panasnya neraka mendatanginya, dipersempit kuburnya
hingga terjalin tulang-tulang rusuknya karena terhimpit kubur.”
Itulah akibat mendustakan Allah
dan Rasul-Nya. Walaupun di dunia ia adalah orang yang paling fasih dan pintar
bicara, namun jika ia tidak beriman, maka ia tidak akan dapat menjawab
pertanyaan dua malaikat tersebut. Kemudian ia akan dipukul dengan pemukul besi
sehingga ia menjerit dengan jeritan yang keras yang didengar oleh semua
makhluk, kecuali jin dan manusia.
Semoga Allah Subhanallahu wa
Ta’ala merahmati kita semua. Kejadian di atas mempunyai hikmah besar tentang
keimanan kepada yang ghaib, yang tidak dapat dilihat oleh mata dan tidak dapat
ditangkap oleh pancaindra kita. Apabila jin dan manusia boleh mendengar dan
melihatnya, niscaya mereka akan beriman dengan sebenar-benar keimanan.
Oleh kerana itu, Allah
Subhanallahu wa Ta’ala menjelaskan ciri-ciri orang yang bertakwa diantaranya
adalah beriman dengan yang ghaib. Allah Subhanallahu wa Ta’ala berfirman :
الم ﴿١﴾
ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ ﴿٢﴾ الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ
وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ ﴿٣﴾
"Alif Lam Mim, Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya,
petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang
ghaib…” (Al-Baqarah: 1-3)
Adzab dan Nikmat Kubur
Setelah mayit mengalami ujian
dengan menjawab pertanyaan dua malaikat di alam kubur, jika berhasil, ia akan
mendapatkan kenikmatan di alam kubur; dan jika tidak, ia akan mendapatkan siksa
kubur. Bagi yang dapat menjawab pertanyaan kedua malaikat tersebut, ia akan
mendapatkan kenikmatan di kuburnya. Rasulullah Shalallahu ‘alahi wa Sallam
melanjutkan sabdanya:
Kemudian terdengar suara dari langit: “Telah benar hamba-Ku! Maka
bentangkan baginya kasur dari surga! Pakaikan padanya pakaian dari syurga!
Bukakan baginya pintu yang menuju syurga!; Kemudian aroma wangi surga
mendatanginya, diperluas kuburnya sampai sejauh mata memandang, dan seorang
laki-laki yang berwajah ceria dan bajunya serta wangi aroma tubuhnya
mendatanginya dan berkata: “Bergembiralah dengan apa yang menyenangkanmu! Ini
adalah hari yang telah dijanjikan bagimu.
Maka ia berkata: “Siapa engkau? Wajahmu mendatangkan kebaikan.
Laki-laki itu menjawab: “Saya adalah amalan solehmu. Kemudian dibukakan pintu
surga dan pintu neraka, dan dikatakan: “Ini adalah tempatmu jika engkau
bermaksiat kepada Allah, Allah akan mengganti dengannya. Ketika melihat segala
sesuatu yang ada di surga, ia berkata: “Wahai Rabb-ku, segerakan hari kiamat!
Agar aku dapat kembali kepada keluarga dan hartaku.
Adapun orang yang tidak dapat
menjawab pertanyaan dua malaikat, maka ia akan mendapatkan siksa kubur,
sebagaimana kelanjutan dari hadits di atas:
Kemudian terdengar suara dari langit: “Dia telah berdusta!
Bentangkanlah baginya alas dari neraka! Bukakanlah baginya pintu menuju neraka!;
Kemudian panasnya neraka mendatanginya, dipersempit kuburnya hingga terjalin
tulang-tulang rusuknya karena terhimpit kuburnya. Kemudian seorang laki-laki
yang berwajah buruk dan bajunya, serta busuk aroma tubuhnya mendatanginya dan
mengatakan: “Bersedihlah dengan segala sesuatu yang menyusahkanmu! Ini adalah
hari yang telah dijanjikan bagimu. Maka ia berkata: “Siapa engkau? Wajahmu
mendatangkan keburukan.
Laki-laki itu menjawab: “Saya adalah amalan burukmu, Allah
membalasmu dengan keburukan, kemudian Allah mendatangkan baginya seorang yang
buta, tuli, bisu, dengan memegang sebuah pemukul, yang jika dipukulkan ke
gunung niscaya akan hancur menjadi debu. Kemudian ia dipukul dengan sekali
pukulan sampai menjadi debu. Kemudian Allah mengembalikan tubuhnya utuh seperti
semula, dan dipukul lagi dan ia menjerit hingga didengar seluruh makhluk
kecuali jin dan manusia. Kemudian dibukakan pintu neraka baginya, sehingga ia
berkata: “Wahai Rabb-ku, jangan tegakkan hari kiamat!” (HR. Abu Dawud,
Al-Hakim, Ath-Thayalisi, dan Ahmad)
Hadits Al-Barra’ bin ‘Azib
radliyallahu ‘anhu di atas dengan jelas menerangkan tentang segala sesuatu yang
akan dialami oleh manusia di alam kuburnya. Wajib bagi kita untuk beriman
dengan berita tersebut dengan tidak menanyakan tata cara, bentuk, dan yang
lainnya, kerana hal tersebut tidak terjangkau oleh akal-akal manusia dan
merupakan hal gaib yang hanya diketahui oleh Allah Subhanallahu wa Ta’ala.
Sangat sedikit dari hal ghaib tersebut yang diperlihatkan kepada para Nabi
‘alaihimussalam. Allah Subhanallahu wa Ta’ala berfirman:
عَالِمُ
الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَىٰ غَيْبِهِ أَحَدًا ﴿٢٦﴾ إِلَّا مَنِ ارْتَضَىٰ مِن
رَّسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِن بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا ﴿٢٧﴾
26. (Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak
memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. 27. Kecuali kepada
rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga
(malaikat) di muka dan di belakangnya. (Al-Jin: 26-27)
Maka dari itu, apa yang
diyakini oleh kaum Mu’tazilah dan yang bersamanya, bahawa adzab kubur dan
nikmat kubur tidak ada, merupakan kesalahan dalam hal aqidah, kerqna hadits
tentang masalah ini sampai pada tingkatan mutawatir (bukan ahad). Bahkan dalam
Al-Qur`an telah disebutkan ayat-ayat tentangnya, seperti firman Allah
Subhanallahu wa Ta’ala ;
Kepada mereka ditampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada
hari terjadinya kiamat (dikatakan kepada malaikat): “Masukkanlah Fir’aun dan
kaumnya ke dalam azdab yang sangat keras (seksaannya).” (Al-Mu’min: 46)
Kemudian firman Allah
Subhanallahu wa Ta’ala (ertinya):
"Dan sesungguhya Kami merasakan kepada mereka sebahagian adzab yang
dekat sebelum adzab yang lebih besar.” (As-Sajdah: 21).
Sebahagian ulama menafsirkan
bahwa yang dimaksud dengan adzab yang dekat dalam
ayat tersebut adalah adzab kubur.
Sebagai penutup, semoga Allah Subhanallahu wa Ta’ala merahmati kita semua.
Penjelasan di atas hanyalah sekelumit dari apa yang akan dialami manusia di
alam kubur nanti. Pastilah seorang hamba yang beriman dan bijak akan
bersiap-siap dengan berbagai amalan soleh sebagai bekal di akhirat kelak,
termasuk ketika di alam kubur. Dan memperbanyak do’a memohon perlindungan dari
adzab kubur dengan do’a:
اللَّهُمَّ
إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ، وَمِنْ
فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ.
"Ya Allah sesungguhnya aku meminta perlindungan dari adzab kubur,
dari adzab neraka, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari fitnah Al-Masih
Ad-Dajjal.” (HR. Al-Bukhari no.1377)
Semoga Allah Subhanallahu wa
Ta’ala senantiasa melindungi kita dari berbagai ujian, baik yang tampak maupun
yang tersembunyi, hingga kita menghadap-Nya, dan memberikan kepada kita
kecintaan untuk bertemu dengan-Nya ketika kita akan meninggalkan kehidupan yang
fana ini menuju kehidupan kekal abadi. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.
MUTIARA HADITS SHAHIH
Pernah Rasulullah Shalallahu
‘alahi wa Sallam ketika melewati dua buah kuburan, lalu bersabda:
«أَمَا
إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِى كَبِيرٍ أَمَّا أَحَدُهُمَا
فَكَانَ يَمْشِى بِالنَّمِيمَةِ وَأَمَّا الآخَرُ فَكَانَ لاَ يَسْتَتِرُ مِنْ
بَوْلِهِ» و ﰲ رواية: لاَ يَسْتَنزِهُ مِن بَوْلِهِ.
Ingatlah! Sesungguhnya
kedua orang ini sedang diadzab; dan tidaklah mereka diadzab disebabkan dosa
besar (menurut persangkaan mereka). Adapun salah satunya, semasa hidupnya ia
melakukan namimah (mengadu domba); sedangkan yang satunya, semasa hidupnya ia
tidak menjaga auratnya ketika buang air kecil.” (HR. Muslim no.703 dari
shahabat Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhuma) Dalam riwayat lain: “tidak bersih
ketika bersuci dari buang air kecil.”
Waallahu ‘alam.
AA:Ya Allah tempatkan aku sebagai orang2 yang beriman. Amin.
sumber : irfanirsyad
Dari-NYA kita dtg...
ReplyDeletekepada-NYA kita kembali..
sama2 lah kita mempersiapkan diri ke arah itu..amin:)